Dominasi Ruang Sosial Perkotaan di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Hasil analisis teoritis pada studi tentang Dominasi Ruang sosial Perkotaan Di Makassar mengungkapkan penerapan kebijakan penataan ruang sosial, di 3 (tiga) masa yaitu zaman kerajaan, kolonial dan era orde baru serta reformasi, tidak sama. Ketidak-samaan aplikasi kebijakan ini bukan semata karena perbedaan sistem pemerintahan dan penguasa, sebagai penentu kebijakan. Namun, niat atau motivasi dan kepentingan menjadi dasar penetapan perencanaan dan implementasi kebijakan tersebut oleh sang agent pembuat dan penentu kebijakan. Perbedaan niat atau motivasi dan kepentingan inilah yang menghasilkan perbedaan kebijakan penataan ruang sosial Makassar dan memunculkan pola dominasi yang tidak berkesinambungan, discontinuous form.Niat atau motivasi dan kepentingan bagi para aktor, agent, bagi Giddens (2004 & 2004) dan Bourdieu (1984 & 1986), didukung oleh peranan sumber daya dan beragam kapital, di antaranya field. Field ini mendukung kemampuan agency para aktor, aktor kerajaan, aktor kolonial, dan para birokrat dan politisi dalam perencanaan dan penetapan kebijakan di era orde baru dan reformasi.